27 March

Sistem Komputer "Fix Aku Salah Jurusan"

Kadang angan itu tak sesuai dengan yang seperti kita harapkan, dimana angan lebih indah dari pada poses menjalankannya, oke kali ini fix aku salah jurusan di perkuliahan, loh kok bisa? 

ya bisa dong, ahaha


Semua ini berawal dari aku wisuda di pertengahan Agustus tahun lalu, di mana semua lelah dan penatnya masa perkuliahan berakhir di situ, dan kabar baiknya aku terpilih menjadi yang terbaik nomor dua di prodiku (bolehlah agak sombong dikit) Oke baik, kali ini bukan mau bahas tentang kuliahku yang sudah kelar.

Kali ini aku mau cerita sedikit tentang apa yang terjadi, awalnya itu aku bimbang mau melanjutkan kuliah atau tidak, soalnya jelas di medan yang Multimedia D3 yang oke itu ya di kampusku, tapi di sini permasalahannya bukan itu, melainkan dimana di kota Medan ini yang menyediakan S1 yang masih belajar tentang itu,,

ada loh, di Universitas Potensi Utama kan ada,,!

oke fix aku datang ke kampus Potensi Utama yang lebih akrab di sapa UPU oleh banyak orang, nah di sini itu memang ada jurusan, DKV (Desain Komunikasi Visual) tapi masih baru ya kemarin itu sewaktu aku tanya ke mereka mahasiswanya masih semester IV, oke baiklah, karena masalah itu aku ga bisa ikutan sementara akukan udah VI semester, jadi kalau mau lanjut ya ngikut di semester II atau di semester VI.

Akhirnya aku putuskan untuk tidak mengambilnya, karena kalaupun di ambil itu bakalan lama, dan mungkin aku bakalan tamat lebih dari 2 tahun, sementara kau aja di D3 udah menghabiska waktu lebih dari 2,5 tahun terus kapan lagi nikahnya yakan, eh.

Oke, akhirnya aku browsing-browsing kampus yang ada jurusan sejenis di kota ini, dan ada di Universitas apa gitu, akupun lupa.

Dan ternyata usut punya usut, sama aja, wkwk

Pada akhirnya waktu itu main-main ke kampus, sekalian ambil ijazah, aku tanyainlah kawanku satu satu mereka lajut kuliah di mana dan apa sekarang kegiatan, ya sebagian sih pada ambil di jurusan yang sama yang di tawarkan oleh pihak kampus D3  karena basic mereka juga bukan design tapi programer, alhasil aku mimbang, antara ikutan mereka atau ikut dengan jurusan DKV semester IV.

Singkat cerita, aku makin bimbang di perjalanan, sementara batin tak karuan fikiran juga kacau karena beasiswa yang tak kunjung keluar, alhasil setelah lama menimbang dan merenungkan, aku pingin ke luar kota saja, dan ternyata itu gak membuahkan hasil, lantaran qodar dan restu tak seiring jalannya.

Ok, akhirnya ga putus semangat, masih mencari jurusan yang kenaan di hati, dan akhirnya kawan aku menghubungi, dia ngajak pigi bareng ke Panca Budi, di sana bareng-bareng nannya semuanya, dan yang cocok dengan jurusan kami di kampus D3 itu, dan yang cocok dan ada di situ Sistem Komputer.

Sistem Komputer, jurusan yang ga pernah ku bayangkan sebelumnya bisa masuk ke dalam lingkup pembelajarannya, dan ga bisa terbayangkan apa jadinya aku pas proses belajar mengajar, sementara jurusan awalku basicnya disain bukan program, dan yang mengejutkan, aku ambil jurusan itu. wkwk

Langkah awal, semua bejalan dengan biasa masih santai kala itu menunggu tanggal masuk dan menyusun KRS online yang belum juga di keluarkan oleh pihak kampus.

Oke, kali ini aku masuk ke kelas, dan ternyata pelajaran pertama itu adalah pelajaran yang sudah ngga ku pelajari lagi selama 3 tahun lebih, dan akhirnya akupun bingung, soalnya semua hitungannya mengenai fisika dasar, dan hitungan-hitungan yang belum pernah di pelajari di bangku sekolah dulu.

Dan pada akhirnya juga selama seminggu pelajaran berlangsung gak ada satupun yang pernah di pelajari selama di D3 dulu, oke fix kali ini beneran salah jurusan.

Lah terus, kenapa masih bertahan? kan udah salah jurusan...

Hmm... awalnya juga mimbang, tapi ada satu yang menyakinkan, sebab dulu itu aku suka experimen tentang listrik dan tegangannya meski ga tau itung-itungannya, jadi ceritanya aku jumpa dengan alumni kampus itu, dan panjang juga waktu bercerita sama dia.

Abang itu banyak bercerita tentang bagaimana dulunya dia gatau apa-apa sampai dia bisa membuat suatu alat atau bisa di bilang robot dengan usaha dia sendiri, padahal dia sebelumnya juga gatau apa-apa, dan dia banyak juga memberikan saran dan masukan untuk kedepannya.

Lah, emang apa hubungannya? hubungannya itu dia memberikan point di ujung pembicaraanya yaitu jangan membatasi ilmu pengetahuan yang saat ini di ambil, bisa jadi yang jurusan sekarang ini ga nyambung itu malah membuat maju kedepannya, bisa membuat kita lebih berkembang untuk mengembangkan diri dan banyak lagi masukan yang di berikannya.

Dan kali ini memang harus di lewati hal yang beginian, di tekuni, di pelajari, dan di gemari, InshaAllah kedepannya bisa mengetahui semuanya satu-satu.

Nah, bagi kamu yang terjebak rasa bimbang seperti aku, mungkin ada kalanya kita renungkan lagi dan kita pahami lagi, kenapa kita bisa masuk ke dalam zona yang kita tidak tau apa-apa, dan kalau masih bimbang coba tanya kakak-kakak senior atau juga bisa alumni, ya paling ngga cerita ke orang tua dulu. hehe



More... ➥ Sistem Komputer "Fix Aku Salah Jurusan"
08 March

Pasar Malam dan Rindu

Pasar malam, apa yang tergesit dibenakmu untuk pertama kali?, apakah membosankan atau malah menyenangkan? 

Kalau bagituku itu pasar malam adalah syurga permainan anak desa, loh,, kenapa anak desa, ya benar saja aku tumbuh di pedesaan yang jauh dari namanya keramaian kota, hidup di desa dulu sangat menyenangkan bahkan sangking menyenangkannya hari-hari itu di habiskan untuk bereksperimen dan bermain permainan tradisonal yang mungkin di zaman sekarang sulit untuk di jumpai, dan ya tentu saja pasar malam yang selalu tiba di pinggir kota di tunggu setiap tahunnya.

Pasar Malam dan Rindu

Pasar Malam Dulu dan Sekarang

Pasar malam dulu dan sekarang hampir tidak berbeda tetapi hanya ukuran dari pasar malam itu saja yang menyusut menjadi lebih minimalis, mungkin itu di akibatkan karena faktor lapangan yang semakin mengecil juga kali ya, karena sekarangkan sudah banyak lapangan yang di jadika  perumaha, jadi ya pasar malam itu juga mau ga mau juga harus menyesuaikan dengan majunya zaman.

Pasar malam juga kini hampir tak terawat, banyak mainan yang hampir tak layak pakai karena kurangnya perawatan atau juga mungkin karena kurangnya kepedulian pengunjung pada saat menaiki wahana yang ada di pasar malam, tapi ada baiknya untuk menciptakan pasar malam yang berkualitas dan banyak pengunjungnya juga harus dengan perawatan yang baik di setiap wahanannya.

Pasar Malam dan Kenangan
Rindu, mungkin ini kata yang tepat untuk mengungkapkan beberapa dari persaan yang berubah secara drastis ketika mendengar pasar malam ada di dekat kota. Mungkin 9 atau 11 tahun lalu aku terakhir bermain di pasar malam, seingatku kenangan terakhirku bermain di pasar malam itu ya sendirian, ya benar saja di kala itu aku mulai menyukai yang namanya sendirian menikmati langkah demi langkah banyangan masa lalu, mungkin juga mereka terlalu sibuk atau juga mungkin karena aku mulai merasa malas untuk membebani orang lain dengan mengajak mereka ke pasar malam, dan dari situ aku mulai menyukai dengan namanya sendirian.

Gula Kapas
Gula kapas pertama di pasar malam dari pemberiannya, beraromakan karamel ciri khas gula yang terbakar, gula bewarna merah itu yang di putar kencang di poros mesin rakitan yang di bakar dengan api itu dengan cepat mengubah gula menjadi serat benang bewarna merah jambu yang di sebut gula kapas, aku masih ingat sekali memakan gula kapas itu tak langsung aku habiskan, melaikan dengan aku sisakan untuk aku nikmati di esok hari, ahahaha, andai saja gula kapas itu abadi, pasti aku masih bisa menikmati gula kapas pertamaku di usiaku saat ini.

Pasar Malam Setelah Kepergiannya

Delapan tahun setelah kepergiannya, delapan tahun itu pula semua kenangan, harapan, cita-cita, ide-ide gila hampir semua aku lupakan seiring dengan kepergiannya, bukan hal mudah saat seorang yang sangat berarti itu hilang dari kehidupan, bukan hal mudah juga menghilangkan hal-hal manis atau menyimpan kerinduan yang kian hari kian memuncak hingga akhirnya menghilang.

Pasar Malam dari ketinggian

Pasar malam, dimana tempat yang paling terkenang selain taman hiburan zaman dahulu yang namanya Taman Ria, pasar malam banyak menggoreskan kenangan, kebahagiaan, ke khawatiran atau bahkan kejutan yang tak terduga.

Bianglala, ini merupakan icon dari segala wahana yang ada di pasar malam, dan di wahana inilah mengajarkan tentang menghadapi rasa takut akan ketinggian, mengajarkan tentang betapa indahnya sebuah tempat ketika di lihat dari ketinggian, sampai perasaanpun hanyut akan indahnya pemandangan dan melupakan rasa takut yang ada di awal ketika ingin menaiki wahana satu ini. Bianglala, setelah kepergiannya aku sempat menaikinya di salah satu tempat hiburan tahunan yang ada di kota, tapi tetap tak sama, itu bukan pasar malam, terlalu rendah dan kecil.

Perahu Naga

Blog M dan Pasar Malam

Blogger Medan atau nama bekennya Blog M, tak lama aku masuk di dalam keluarga ini, bergabung dengan mereka, berbagi ilmu, dan terus bertegur sapa, sungguh aku menyukai keluarga ini sejak awal.

Pasar malam bareng Blog M, ntah apa yang terfikirkan oleh kawan-kawan, mereka bisa membuat rencana untuk jalan-jalan ke pasar malam, jujur aja aku 11 tahun mungkin aku tak pernah menikmati namannya pasar malam, ke pasar malam itu hannya lewat saja atau berhenti sejenak untuk membeli gula kapas di pinggir jalan. Tapi, kali ini beneran hatiku berdebar, seakan aku di ajak berwisata di kenangan yang ingin aku lupakan.

04.03.18 Minggu, cuaca cerah tak berawan, bahkan anginpun berhembus dengan damainya, semua berjalan dengan damai, tak ada hambatan, tak ada gangguan, semua itu seperti sudah terencana dengan matang.

Menepikan sepeda motor tua, dan melihan bianglala yang seakan memanggil untuk hanyut ke dalam putarannya, suara berisik dari wahana tong stand yang lagi memanaskan mesin kendaraan rakitannya atau teriakan dari pengunjung yang semakin menggetarkan hati.

Langkah pertama, kali ini kakiku kaku seolah melangkah tapi fikirku melayang, melayang ku melihat bayangnya yang menggenggam lenganku untuk pertama kalinya, bibirku kaku tak tahu harus berkata, sampai panggilan temanku menyadarkanku bahwa aku bukan berjalan dengan kenanganku tapi berjalan dengan mereka yang sekarang bersamaku.

Perahu naga, wahana pertama yang kami naiki bersama, teriakan-teriakan kecil yang kami lontarkan bersama, teriakan-teriakan kecil yang kami lontarkan bersama seolah menjadi suatu hiburan bagi pengunjung yang datang, lama sekali aku rasa di perahu naga itu sampai rasa menyenangkan menjadi rasa membosankan, mungkin karena betapa meriahnya kami di wahana itu dan menjadi pusat perhatian pengunjung yang datang.

Tiket gratis naik perahu naga dari ikalubis.com wkwk

Bianglala, sekali langkahku kaku, bahkan semakin kaku, tak lama untuk itu, aku mengajak teman-temanku untuk menikmati wahana itu, tentu saja, mereka tak berani sepertiku, akukan jagoan, ahahaha, sampai biblik yang aku naiki berhenti tepat di puncak, kali itu sekali lagi aku terpaku sesaat, ketika ingatanku kembali lagi untuk menghancurkan usahaku melupakan semua itu.


Kali ini waktu cepat berlalu, seolah ingin menikmati semua wahana yang ada, di sini banyak anak-anak yang bermain dengan riangnya dengan polosnya, tak terbebani atau membebani, kali ini harapanku, semoga mereka tak sepertiku di kala mereka dewasa nanti, dan semoga mereka bahagia dengan pilihan mereka kelak.

Kayaknya dulu aku pernah main ginian deh




More... ➥ Pasar Malam dan Rindu
newer older